Rabu, 15 Mei 2013

Apparent Right Ascention (Asensio Rekta)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Ilmu falak pada garis besarnya ada dua macam, yaitu ‘ilmy dan ‘amaly. Ilmu falak ‘ilmy adalah ilmu yang membahasa teori dan konsep-konsep benda langit. Ilmu falak yang demikian disebut dengan Theoritical Astronomy. Sedangkan ilmu falak ‘amaly adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahaui posisi dan kedudukan benda-benda langit antara satu dengan yang lainnya (Practical Astronomy). Ilmu falak ‘amaly inilah yang oleh masyarakat disebut dengan ilmu falak atau hisab.
Salah satu objek bahasan ilmu falak yang urgen dipelajari adalah tentang penentuan awal bulan. Dalam ilmu falak atau hisab untuk menentukan awal bulan terdapat proses, cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Termasuk proses perhitungan dalam menentukan awal bulan adalah perlunya menghitung Apparent Right Ascention.
Maka dari itu pada makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan tentang bagaimanakah cara dan proses mencari Apparent Right Ascention.
B.     Rumusan masalah
Dari pemaparan pemakalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan Apparent Right Ascention?
2.      Bagaimanakah langkah-langkah dan proses perhitungan Apparent Right Ascention?







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Apparent Right Ascention
Apparent Right Ascention dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta ( panjang tegak) adalah jarak titik pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Dalam bahasa arab asensio rekta dikenal dengan As-Su’ud Al-Mustaqim atau Al-Mathali’ AL-Baladiyah. Pada abad pertengahan para ilmuan islam menyebutnya dengan istilah Matali’nfi al-falak Al-Mustaqim. Data ini diperlukan antara lain dalam perhitungan ijtimak, ketinggian hilal dan gerhana.[1]
Sedangkan pengertian Apparent Right Ascentio dalam bukunya mukhyidin khazim adalah Al-Mathali’ AL-Baladiyah.[2] Atau dalam bahasa lain adalah disebut juga dengan Mathali’us Syuruq atau su’udul ustaqim, adalah busur sepanjang lingkaran equator yang dihitung mulai titik aries (haml) ke arah timur sampai ke titik perpotongan antara lingkaran equator dengan lingkaran deklinasi yang melalui benda langit itu. Asensio rekta biasanya dilambangkan dengan alpha.[3]
Apparent Right Ascentio merupakan salah satu data yang diperlukan ketika akan menentukan awal bulan. Terdapat dua macam Apparent Right Ascentio, yaitu Apparent Right Ascentio matahari dan Apparent Right Ascentio bulan. Apparent Right Ascentio matahari adalah jarak matahari dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Sedangkan Apparent Right Ascentio bulan adalah jarak titik pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang lingkaran eku ator.[4]
Berikut adalah contoh gambar Apparent Right Ascentio:[5]

B.     Proses Perhitungan Apparent Right Ascention Awal Dzulhijjah 1443 H
Proses perhitungan Apparent Right Ascention Matahari dengan data ephimeris dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:[6]
v  Menentukan lokasi atau kota (cari data lintang dan bujur tempat untuk lokasi yang bersangkutan serta tinggi tempat dari permukaan air laut).
v  Menentukan awal bulan apa dan tahun berapa Hijriyah yang akan kita hitung.
v  Mengkonversikan tanggal, bulan serta tahun yang akan kita hitung.
v  Menyiapkan data astronomis pada tanggal masehi yang telah kita konversikan sebelumya, untuk mengetahui kapan terjadi FIB (Fraction Illumination Bulan) terkecil.
v  Melacak FIB terkecil pada tanggal yang bersangkutan akan terjadi pada jam berapa dalam waktu Greenwich.
v  Menghitung sabaq Matahari (kecepatan Matahari perjam), dengan cara menghitung selisih harga mutlak antara data ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada FIB terkecil tersbut dengan data ELM pada satu jam berikutnya.
v  Menghitung sabaq Bulan (Kecepatan Bulan perjam), dengan cara menghitung selisih harga mutlak antara data ALB (Apparent Longitude Bulan) pada jam FIB terkecil tersebut dengan data ALB pada satu jam berikutnya.
v  Menghitung waktu ijtima’ (menurut GMT), dengan rumus:
Ijtima’ = Jam FIB + (ELM – ALB) + 7 jam WIB
                                       SB – SM
v  Melacak data Ephemeris untuk memperkirakan Matahari terbenam menurut waktu Greenwich dengan cara interpolasi.
a)      Deklinasi Matahari (δo) pada kolom Apparent Declination Matahari.
b)      Semi diameter Matahari (SDo) pada kolom Semi Diameter Matahari.
c)      Equation of Time (e) pada kolom Equation of Time.
v  Menghitung tinggi Matahari (ho) dengan rumus :
ho   = - ( SDo + 0o 34’ 30’’ + Dip)
v Menghitung Sudut Waktu Matahari (to) dengan rumus :
Cos to = -tan Φ x tan δo + sin ho : cos Φ : cos δo
v  Menghitung waktu Matahari terbenam (ghurub) menurut GMT dengan rumus:
Ghurub = 12 – e + (to : 15) – (λ : 15)
v  Menghitung Azimuth Matahari saat terbenam dengan rumus :
Cotan Ao = -sin Φ : tan to + cos Φ x tan δ : sin to

v  Menghitung Asensio Rekta Matahari (ARpada kolom Apparent Right Ascention Matahari) pada saat matahari terbenam menurut waktu Greenwich dengan cara interpolasi.
v  Menghitung Asensio Rekta Bulan (AR  pada kolom Apparent Right Ascention Bulan) pada saat matahari terbenam menurut waktu Greenwich dengan cara interpolasi.
C.    Contoh perhitungan Apparent Right Ascention Awal Dzulhijjah 1443 H
Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Lokasi                                                 : Semarang
Lintang Tempat Semarang      : -7o 00’ LS
Bujur Tempat Semarang         : 110o 24’ BT
Tinggi Tempat Semarang        : 200 meter di atas permukaan laut

1.      Tanggal yang akan dihitung adalah awal Dzulhijjah 1443 H, yang mana setelah dilakukan konversi akhir Dzulqa’dah  bertepatan dengan 28 Juni 2022 M.
2.      Menentukan data ephimeris yang diperlukan dalam perhitungan ijtima’, diantaranya:
a.       FIB pukul11.00           : 0,0047
b.      FIB pukul 10.00          : 0,0052
c.       ALB pukul 11.00        : 89 o 33’ 44,32.00”
d.      ALB pukul 10.00        : 8904’ 10,97.00”
e.       Sabaq Bulan                : 0 o 29’ 33.35”
f.       ELM pukul 11.00        : 96 o 44’ 57,34.00”
g.      ELM pukul 10.00        : 96 o 42’ 34,24.00”
h.      Sabaq Matahari           : 0 o 02’ 23.1”
3.      Berdasarkan data ephimeris diatas dan diformulasikan dalam rumus, maka ijtima’ qablal ghurub pada tanggal 28 Juni 2022 M terjadi pada pukul 9:52:14,1
4.      Menentukan data ephemeris yang diperlukan dalam perhitungan Matahari terbenam, data yang kita ambil adalah data pada pukul 11.00 GMT, karena pada perkiraan Matahari terbenam adalah pada pukul 18.00 WIB yang bertepatan dengan pukul 11.00 GMT. Data-data tersebut diantaranya:
Deklinasi Matahari            : 230 15’ 57,4”
Equation of Time              : -00 03’ 17,8”
Dip                                    : 00 1.76’ x √200 = 00 24’ 53.41”
Refraksi                             : 00 34’ 30”
Semi Diameter                  : 00 15’ 43,94”
KWD                                : 1050 – 1100 24’ ÷15 = 00 21’ 36”
5.      Menghitung tinggi Matahari berdasarkan data-data  yang telah tersedia dan selanjutnya diformulasikan, sehingga hasil dari perhitungan tinggi matahari adalah sebesar   -1 o 14’ 55.35”
6.      Menghitung sudut waktu Matahari berdasarkan data-data yang telah tersedia dan diformulaiskan, sehingga selanjutnya akan didapatkan hasil dari perhitungan sudut waktu Matahari pada tanggal 28 juni 2022 M, yaitu sebesar 88 o 20’39,48”

7.      Menghitung waktu Matahari terbenam (ghurub)
Ghurub    = to:15+12-e+KWD
= 88 o 20’39,48”: 15+12 – (-)00 03’ 17,8”+(-) 00 21’ 36”
= 17o 35’ 04,43”
8.      Menghitung Azimuth Matahari saat ghurub[7]
Cotan Ao= -sin Φ : tan to + cos Φ x tan δ : sin t
Shif tan(-sin -7 00 : tan 88 o 20’39,48”+ cos -7 00 X tan 230 15’ 57,4” : sin 88 o 20’39,48”)
= 23 o 17’ 23.74”

Azimuth Matahari saat ghurub    = 3600 23 o 17’ 23.74”
= 336o 42’36,25”
9.      Menentukan Apparent Right Ascention matahari ARA17o 35’ 04,43”WIB (Pk. 10:35 GMT) Dengan rumus interpolasi sebagai berikut:
ARAo = ARAo1 +K(ARAo2 - ARAo1)
ARAo1 (pukul 17:35 WIB/10:35 GMT)= 970 19’ 54,63”
ARAo2 (Pukul 18:35WIB/11:35 GMT)= 970 22’ 30,19”
K (selisih waktu)                                     = 00 35’ 04,43”
ARAo =970 19’ 54,63” +00 35’ 04,43” X (970 22’ 30,19”- 970 19’ 54,63”)
          = 970 21’ 25,56”
10.  Menentukan Apparent Right Ascention bulan ARA 17: 35’ 04,43” WIB (Pk. 10:35 GMT) Dengan rumus interpolasi sebagai berikut:
ARA = ARA1 + K ( ARA2- ARA1 )
ARA1(pukul 17:35 WIB/10:35 GMT)= 890  16’ 55,94”
ARA2(Pukul 18:35WIB/11:35 GMT)= 890  49’ 55,57”
K (selisih waktu)                                     = 00 35’ 04,43”
ARA = 890  16’ 55,94”+ 00 35’ 04,43” X (890  49’ 55,57”- 890  16’ 55,94”)
            = 890  36’ 13,16”





BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pemakalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkannya sebagai berikut:
1)      Apparent Right Ascention dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta ( panjang tegak) adalah jarak titik pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Dalam bahasa arab asensio rekta dikenal dengan As-Su’ud Al-Mustaqim atau Al-Mathali’ AL-Baladiyah. Pada abad pertengahan para ilmuan islam menyebutnya dengan istilah Matali’nfi al-falak Al-Mustaqim. Data ini diperlukan antara lain dalam perhitungan ijtimak, ketinggian hilal dan gerhana
2)      Berdasarkan perhitungan di atas maka
·         Apparent Right Ascention matahari ARAo adalah  970 21’25,56”
·         Apparent Right Ascention bulan ARA⦅ adalah  890  36’ 13,16”
BAB IV
PENUTUP

                 Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga dapat  bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena di dalamnya masih terdapat banyak kesalahan. Penulis hanya dapat mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca dan Bapak Dr. Rupi’i Amri, M. Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Hisab Awal Bulan Qomariyah. sekaligus mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi perbaikan makalah-makalah penulis yang selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
Jamil , A. Ilmu Falalak (teori dan praktek), Jakarta: Amzah,2011,
khazim, Muyiddin, kamus ilmu falak, yogyakarta: buana pustaka, 2005,
Khazin,Muhyidin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2007
Izzudin, Ahmad, Ilmu Falak Praktis, semarang : Pustaka Rizki Putra,


[1] Susiknan azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal.33
[2] Muyiddin khazim, kamus ilmu falak, yogyakarta: buana pustaka, 2005, hal.7
[3] Muyiddin khazim, Ibid, Hal. 54
[4] A.Jamil, Ilmu Falalak (teori dan praktek), Jakarta: Amzah, 2011, hal 131-132
[6] Muhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2007), hlm. 155-159.
[7] Ahmad Izzudin, Ilmu Falak Praktis, semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012, hal. 99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar