BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara mengenai astronomi tentu
sangatlah luas yang ada dalam pikiran.
Mungkkin ada bayangan tentang bintang-bintang, planet-planet, tata
surya, ataupun sistem luar angkasa lainnya. Hal itu tentu saja muncul di benak
seseorang apalagi yang belum memahami ilmu astronomi itu seperti apa. Maka
dalam makalah ini penulis mencoba menyajikan beberapa uraian mengenai ilmu
astronomi. Semoga kita bisa lebih memahami dan belajar lebih dalam mengenai
ilmu astronomi dan perkembangannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian Astronomi ?
2.
Apa
saja ruang lingkup Astronomi ?
3.
Bagaimana
sejarah perkembangan ilmu Astronomi ?
4.
Siapakah
Tokoh-tokoh Astronomi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Astronomi
Secara
etimologis, kata astronomi berarti susunan bintang-bintang.[1] Sedangkan
Astronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit secara
umum.[2]
Sedangkan
menurut kamus Astronomi, Astronomi diartikan sebagai ilmu alam yang melibatkan
pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula,
gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar
atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi MB)).
B.
Ruang Lingkup Astronomi
Ruang lingkup pembahasan Astronomi meliputi :
1.
Planet
Planet berasal
dari bahasa Yunani planetai/planetes yang berarti pengembara. Berikut adalah
klasifikasi planet dari berbagai aspek.
a.
Berdasarkan
komposisinya, planet dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Ø Planet Terestrid : Planet padat dan berukuran mirip Bumi. Yang
termasuk dalam planet ini adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Ø Planet Jovian : Planet gas raksasa. Yang termasuk dalam planet ini
adalah Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
b.
Berdasarkan
sifat fisiknya, planet dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Ø Planet Dalam : Planet Merkurius, Venus, Bumi dan Mars
Ø Planet Luar : Planet Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
Penggolongan ini didasarkan atas adanya sabuk asteroid antara Mars
dan Yupiter.
c.
Berdasarkan
sejarahnya, planet dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Ø Planet Klasik : Planet Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus
Ø Planet Modern : Planet yang hanya bisa dilihat dengan Teleskop
d.
Berdasarkan
arah rotasinya, planet dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
Ø Dari Barat ke Timur : Merkurius, Mars, Yupiter, Saturnus, Neptunus
Ø Dari Timur ke Barat : Venus dan Uranus.[3]
2.
Satelit,
Asteroid dan Komet
a.
Satelit,
secara bahasa berarti pengikut, pengawal, dayang. Satelit mengiringi planet dan
bersama planet pula satelit mengelilingi matahari. Terdapat 2 planet yang tidak
memiliki satelit, yaitu merkurius dan Venus. Sedangkan Yupiter memiliki satelit
paling banyak. Planet kecil dalam tata surya, seperti Pluto memiliki 3 satelit,
sedangkan Eris memiliki 1 satelit.[4]
b.
Asteroid,
yaitu kumpulan cadar langit yang terbentang antara Mars dan Yupiter. Di
dalamnya terdapat palnet kecil yang bernama Ceres. Wilayah yang dihuni tersebut
dinamakan Sabuk Utama Asteroid, karena mereka tampak seperti sabuk yang
mengitari Matahari.[5]
c.
Komet,
yaitu pecahan benda langit yang berada di seberang Neptunus. Lintasan komet
berbentuk lonjong yang membentuk
gelang/sabuk yang mengelilingi Matahari, dikenal sebagai Sabuk Kuiper. Gagasan
lain mengenai asal usul komet muncul dari Gerard Kuiper.
Komet terletak
antara 30-100 SA dari Matahari. Komet terkenal karena ekornya yang panjang,
sehingga komet disebut juga sebagai bintang berekor. Ada juga yang menyebutnya
Lintang Kemukus, Bintang Sapu, Bimntang Berasap, atau Si Rambut Gondrong.[6]
3.
Matahari
dan Bintang
a.
Matahari
Bintang di pusat tata surya kita adalah Matahari. Matahari
mengandung 99,8 % massa dari total massa tata surya. Energinya yang berupa
cahaya matahari dan panas mendukung kehidupan di Bumi sekaligus membentuk Iklim
dan Cuaca di Bumi.[7]
b.
Bintang
Bintang adalah
benda langit yang bisa mengeluarkan cahaya sendiri.
4.
Galaksi
Galaksi adalah sistem besar
bintang-bintang yang terikat oleh gravitasi bersama dengan materi antar
bintang dan materi gelap.[8]
5.
Ruang
Angkasa
Ruang Angkasa adalah Sistem yang berisi milyaran galaksi yang
membentuk imperium alam semesta.[9]
C.
Sejarah Perkembangan Ilmu Astronomi
1. Perkembangan Astronomi Pada Zaman
Prasejarah
Ditemukan dalam peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia yang tinggal
di Mesopotamia (3500 - 3000 SM). Pembagian lingkaran menjadi 360 derajat
berasal dari bangsa Sumeria. Orang Sumeria juga sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang
sejak 3500 SM. Mereka menggambar pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan
papan permainan.
Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun
500 SM, Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi berputar
pada porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan diameter
bumi. Brahmagupta (598 - 668) juga menulis teks astronomi yang berjudul
Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dialah astronom pendahulu yang menggunakan
aljabar untuk memecahkan masalah-masalah astronomi.
2. Perkembangan Astronomi Pada Zaman Pertengahan
Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 - 15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol dan Asia Tengah. Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab, seperti Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus.
Selain itu, astronomi Islam juga mewariskan beberapa istilah dalam `ratu sains' itu yang hingga kini masih digunakan, seperti alhidade, azimuth, almucantar, almanac, denab, zenit, nadir, dan vega. Kumpulan tulisan dari astronomi Islam hingga kini masih tetap tersimpan dan jumlahnya mencapaii 10 ribu manuskrip.
Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 - 15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol dan Asia Tengah. Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab, seperti Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus.
Selain itu, astronomi Islam juga mewariskan beberapa istilah dalam `ratu sains' itu yang hingga kini masih digunakan, seperti alhidade, azimuth, almucantar, almanac, denab, zenit, nadir, dan vega. Kumpulan tulisan dari astronomi Islam hingga kini masih tetap tersimpan dan jumlahnya mencapaii 10 ribu manuskrip.
3. Perkembangan Ilmu Astronomi pada zaman Modern
Perkembangan astronomi pada zaman modern sudah sangat pesat sekali.
Sebagai bukti pesatnya perkambangan astronomi adalah banyaknya
penemuan-penemuan benda-benda luar angkasa seperti halnya planet-planet baru
dan galaksi-galaksi baru. Dengan adanya peralatan yang canggih yang telah
diciptakan para ilmuan khususunya ilmuan barat sangat mendukung perkembangan ilmu astronomi. Seperti halnya
satelit-satelit NASA yang diterbangkan ke luar angkasa untuk pengamatan
fenomena luar angkasa.
Para pakar astronomi pada zaman sekarang sudah mulai meneliti keadaan planet-planet luar angkasa dengan menerbangkan beberapa astronot untuk melakukan obserfasi ke planet-planet sebagai salah satu contohnya adalah planet Mars. Planet merah (Mars) merupakan planet yang mendapatkan konsentrasi penuh dari para astronom. Bahkan mereka sampai membuat sebuah robot yang mampu menelusuri dataran Mars. Nasa Phoenix berhasil mendarat di Mars pada bulan Mei lalu. Dari sinilah diketahui bahwa planet Mars mampu dihidupi oleh manusia karena terdapat sumber air di dalamnya.[10]
Para pakar astronomi pada zaman sekarang sudah mulai meneliti keadaan planet-planet luar angkasa dengan menerbangkan beberapa astronot untuk melakukan obserfasi ke planet-planet sebagai salah satu contohnya adalah planet Mars. Planet merah (Mars) merupakan planet yang mendapatkan konsentrasi penuh dari para astronom. Bahkan mereka sampai membuat sebuah robot yang mampu menelusuri dataran Mars. Nasa Phoenix berhasil mendarat di Mars pada bulan Mei lalu. Dari sinilah diketahui bahwa planet Mars mampu dihidupi oleh manusia karena terdapat sumber air di dalamnya.[10]
D.
Tokoh-tokoh Astronomi
Berikut ini adalah para
ilmuwan astronomi.
1.
Anaximander
(610-546 SM)
Seorang Ilmuwan
yang berasal dari Yunani yang sering disebut sebagai “Bapak Ilmu Astronomi”.
Ia menganggap bentuk Bumi sebagai silinder dan angkasa beputar tiap hari
mengelilinginya.
2.
Pythagoras
(abad ke-6 SM)
Seorang ilmuwan
Yunani yang diketahui sebagai yang pertama kalinya mencetuskan gagasan bahwa
bumi berbentuk bola. Ia percaya bahwa bumi terletak di pusat alam semesta dan
benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi Bumi.
3.
Aristharkus
(abad ke-3 SM)
Seorang ilmuwan yang berasal dari Yunani. Ia percaya bahwa matahari
adalah pusat alam semesta. Ia adalah orang pertama kali yang menghitung ukuran
relatif matahari, bumi dan bulan. Aristharkus berpendapat bahwa diameter bulan
itu lebih dari 30% diameter Bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya yaitu
0,27 kali diameter Bumi). Selain itu Ia juga memperkirakan bahwa matahari
memiliki diameter 7 kali diameter Bumi. Ini kira-kira 15 kali lebih kecil dari
ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.
4.
Aristoteles
(384-322 SM)
Seorang ilmuwan
yang juga berasal dari Yunani. Ia percaya bahwa matahari, bulan dan
planet-planet mengitari bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang
rumit. Ia mengatakan bahwa Bumi dan bulan berbentuk bola dan bulan bersinar
dengan memantulkan cahaya matahari, tetapi ia tak percaya bahwa bumi bergerak
dalam antariksa ataupun bergerak dalam porosnya.
5.
Eratosthenes
(276-196 SM)
Seorang ahli
astronomi Yunani yang pertama-tama mengukur besarnya bumi secara teliti. Ia
mencatat perbedaan ketinggian Matahari di langit sebagaimana terlihat pada
tanggal yang sama dari dua tempat pada garis utara-selatan yang jaraknya
diketahui. Dari pengamatannya, ia menghitung bahwa bumi mestinya bergaris
tengah 13.000 km. Hampir tepat dengan angka yang sebenarnya (12.756,28 km pada
khatulistiwa).
6.
Hipparkus
(abad ke-2 SM)
Seorang ahli
astronomi Yunani yang dianggap terbesar pada zamannya. Ia membuat sebuah
katalog 850 bintang dengan teliti yang dibagi kedalam 6 kelompok kecerlangan
atau magnitudo; bintang paling cemerlang dengan magnitudo 1 dan yang paling
lemah (yang tampak dengan mata telanjang) dengan magnitudo 6. Suatu sistem
magnitudo yang disesuaikan masih digunakan dewasa ini. Hipparkus menemukan
bahwa posisi Bumi agak goyah di antariksa, suatu efek yang disebut presesi.
7.
Ptolomeus
(abad ke-2 SM)
Seorang ilmuwan
Yunani yang menyusun gambaran baku mengenai alam semesta yang dipakai oleh para
ahli astronomi hingga jaman Renaissance. Menurut Ptolomeus, matahari, bulan dan
planet-planet beredar mengelilingi bumi dengan suatu sistem yang rumit. Teori
ini akhirnya ditentang dan dibuktikan kesalahannya oleh pandangan Copernicus.
Ptolomeus menulis ensiklopedi besar astronomi Yunani yang disebut Almagest.
8.
Nicolaus
Copernicus (1473-1543)
Seorang ahli
astronomi dari Polandia yang mencetuskan pandangan bahwa bumi bukanlah pusat
alam semesta sebagaimana pandangan umum pada masanya, melainkan mengitari
matahari seperti planet-planet lainnya. Pola berani ini disajikan dalam bukunya
mengenai perkisaran bola-bola angkasa yang terbit ditahun wafatnya. Polanya itu
lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet sesuai pengamatan. Teorinya
didukung oleh pengamatan Galileo dan dibenarkan oleh perhitungan Johannes
Kepler.
9.
Tycho
Brahe (1546-1601)
Ahli Astronomi
dari Denmark, ia dipandang sebagai pengamat terbesar di zaman pra-teleskop.
Dengan memakai alat bidik sederhana, pada waktu itu Brahe mengukur posisi
planet dengan ketelitian yang lebir besar
dari siapapun sebelumnya. Hal ini memungkinkan asistennya, Johannes
Kepler untuk memecahkan hukum gerakan planet.
10. Galileo Galilei (1564-1642 M)
Seorang ilmuwan
Italia yang menciptakan revolusi dalam astronomi dengan pengamatan perintisnya
di angkasa. Dalam tahun 1609, Galileo mendengar mengenai penciptaan teleskop
dan membuat satu bagi dirinya. Dengan itu ia menemukan kawah-kawah bulan,
melihat bahwa Venus menunjukkan fase-fase sambil ia mengitari matahari dan
menemukan bahwa Yupiter memiliki 4 buah bulan.
11. Johannes Kepler (1571-1630 M)
Seorang ahli
Matematika dan ahli Astronomi Jerman yang menemukan ketiga hukum dasar pergerakan
planet. Pertama dan yang terpenting, ia di tahun 1609 menunjukkan bahwa planet
bergerak mengelilingi matahari dalam orbit eliptik, bukannya dalam kombinasi
lingkaran-lingkaran sebagaimana
diperkirakan sebelumnya. Ia menunjukkan pula bahwa kecepatan planet
berubah sepanjang orbitnya, lebih cepat bila lebih dekat dengan matahari dan
lebih lambat bila jauh. Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa jangka waktu yang
diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit berkaitan dengan
rata-rata jaraknya dari matahari. Untuk perhitungannya, Keppler menggunakan
pengamatan Tycho Brahe.
12. Sir Isaac Newton (1642-1727 M)
Seorang ilmuwan
Inggris yang melalui hukum-hukum gravitasinya membantu menerangkan mengapa
planet mengitari matahari. Johannes Keppler juga menghitung hal ini dengan
hukumnya mengenai gerakan planet. Newton juga memberi sumbangan penting kepada
astronomi , pengamatan dan penelitiannya mengenai cahaya dan optika. Di tahun
1668 ia membangun teleskop pemantul (reflektor) yang pertama di dunia.
13. Edmond Halley (1656-1742 M)
Seorang ahli
astronomi Inggris yang di tahun 1705 memperhitungkan bahwa komet yang terlihat
dalam tahun-tahun 1531, 1607 dan 1682 sesungguhnya adalah benda-benda yang sama yang bergerak
dalam satu garis edar tiap 75 atau 76 tahun mengedari matahari. Komet tersebut
kini dikenal sebagai Komet Halley. Dalam tahun 1720, Halley menjadi ahli
astronomi kerajaan yang kedua. Di Greenwich ia membuat studi yang memakan waktu lama mengenai gerakan
bulan.
14. James Bradley (1693-1762 M)
Seorang ahli
astronomi dari Inggris yang menemukan penyimpangan yang disebut Aberasi Sinar
Cahaya di tahun 1728 M, yaitu bukti langsung pertama yang dapat diamati bahwa
bumi beredar mengelilingi matahari. Maka dari besarnya penyimpangan kemudian ia
menghitung kecepatan cahaya sebesar
295.000 km/dt. Hanya sedikit lebih kecil dari nilai sebenarnya
(299.792,4574 km/dt, US National Bureau of Standards).
15. Immanuel Kant (1724-1804 M)
Seorang filusuf
Jerman yang pada tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata
surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di
sekeliling matahari, sebuah gagasn yang kemudian dikembangkan oleh Marquis de
Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa
adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut
kini telah terbukti kebenarannya.
16. Charles Messier (1730-1817 M)
Seorang ahli
astronomi Prancis yang menyusun sebuah daftar berisi lebih dari 100 kelompok
bintang dan nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek ini yang masih
disebut dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula Kepiting, dan M31,
Galaksi Andromeda.
17. Sir William Herschel (1738-1822 M)
Seorang ahli
astronomis Inggris, lahir di Jerman, yang menemukan planet Uranus pada tanggal
17 Maret 1781 beserta dua satelitnya dan juga dua satelit Saturnus.. Herschel
membuat survey lengkap langit utara dan menemukan banyak bintang ganda dan
nebula. Untuk menangani pekerjaan ini, ia membangun sebuah reflektor 122 cm,
terbesar di dunia saat itu. Survey langit herschel itu meyakinkan bahwa galaksi
kita berupa sistem bintang berbentuk lensa, dengan kita di dekat pusat.
Pandangan ini diterima hingga jaman Harlow Shapley.
18. Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827 M)
Seorang ahli
matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas
oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin
materi yang terlempar dari matahari dapat memadat menjadi planet-planet.
Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya tidak
berbeda dengan teori-teori modern mengenai awal mula terjadinya tata surya.
19. Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877 M)
Seorang ahli
matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat
memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah
planet tak dikenal. Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh
Johann Galle.
20. Johann Gottfriend Galle (1812-1910 M)
Seorang ahli
astronomi Jerman yang menemukan planet Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan
Urbain Leverrier, Galle menemukan Neptunus pada malam hari, di tanggal 23
September 1846, tidak seberapa jauh dari posisi yang semula diperhitungkan.
21. Giovanni Schiaparelli (1835-1910 M)
Seorang ahli
astronomi dari Italia yang pertama kali melaporkan adanya “saluran” di
permukaan planet Mars ketika planet tersebut mendekati tahun di tahu 1877. Ia
menamakannya canali, dari bahasa Italia yang berarti “saluran”. Ia tidak
mempercayai bahwa saluran itu adalah buatan makhluk cerdas, tetapi penerjemahan
yang kurang tepat memberi kesan yang keliru. Schiaparelli juga menunjukkan
bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti komet. Dari sana, ia
menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing sebuah komet.
22. John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926 M)
Seorang ahli
astronomi Denmark yang menghimpun sebuah katalog utama yang memuat hampit 8000
kelompok bintang dan nebula. Katalog yang disusunnya disebut katalog Umum Baru
(the New General Catalogue, NGC).
23. Percival Lowell (1855-1916 M)
Seorang ahli
astronomi Amerika yang memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang
adanya kehidupan di planet tersebut. Pada tahun 1894 ia mendirikan
observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga mempercayai
adanya planet di seberang Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di
langit dengan bantuan gambar foto. Planet baru itu, kemudian dinamai Pluto,
akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930, setelah meninggalnya
Lowell. Selain merupakan nama Dewa Kematian bangsa Yunani Kuno, dua huruf awal
pada Pluto juga merupakan penghormatan untuk namanya.
24. Harlow Shapley (1855-1972 M)
Seorang
astronomi dari Amerika yang di tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran
sebenarnya dari galaksi kita, dan menunjukkan bahwa matahari tidak terletak di
pusatnya. Shapley mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai kelompok
globular perbintangan yang terbesar dalam suatu cincin di sekitar galaksi kita.
Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang yang dikandungnya , ia
memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun cahaya dan
bahwa matahari terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari pusatnya.
25. Henrietta Leavit (1868-1921 M)
Seorang ahli
astronomi Amerika yang menemukan sebuah tekhnik penting dalam astronomi untuk
mengukur jarak bintang dengan memakai bintang-bintang Variabel Cepheid. Di
tahun 1912 ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata sebuah Cepheid berhubungan
langsung dengan jangka waktu yang diperlukannya untuk berubah, dengan Cepheid
paling cemerlang memiliki periode paling lama. Jadi, dengan mengukur waktu
variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat memperoleh kecerlangan
sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang dan planet lain dapat pula
dihitung.
26. Edwin Hubble (1889-1953 M)
Seorang ahli
astronomi Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di
luar galaksi kita. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi menurut bentuknya yang
spiral atau eliptik. Di tahun 1929ia mengumumkan bahwa alam semesta mengembang
dan bahwa galaksi bergerak saling menjauhi dengan kecepatan yang semakin
tinggi; hubungan ini kemudian disebut dengan hukum Hubble. Jarak sebuah galaksi
dapat dihitung dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya diukur dari
pergeseran merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir, galaksi bergerak pada
15 km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama Hubble kini diabaikan pada
sebuah teleskop raksasa di antariksa yang dioperasikan oleh NASA.
27. Georges Lemaitre (1894-1966 M)
Seorang ahli
astronomi Belgia yang pada tahun 1927 mencetuskan teori Ledakan Besar Kosmologi
dan menyatakan bahwa alam semesta dimulai dengan suatu ledakan besar dahulu kala
dan bahwa sejak itu kepingannya masih terus beterbangan. Lemaitre mendasarkan
teorinya pada pengamatan Edwin Hubble mengenai alam semesta yang mengembang.
28. George Gamow (1904-1968 M)
Seorang ahli
astronomi Amerika pendukung teori ledakang besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam
semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama terjadinya
ledakan besar, pengamatan telah membenarkan ramalan ini. Ia juga meramalkan adanya
suatu kehangatan kecil dalam alam semesta sebagai peninggalan ledakan besar.
Radiasi Latar Belakang ini akhirnya ditemukan pada tahun 1965.
29. Clyde Tombaugh (1906-1997 M)
Ahli astronomi
yang berasal dari Amerika yang pada bulan Februari 1930 menemukan planet Pluto
dengan mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell. Setelah
penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk
mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak menemukan sesuatu.
30. Carl von Weizsacker (1912 M)
Seorang
astronom Jerman yang pada tahun 1945 menggagas dasar teori-teori modern
mengenai asal mula tata surya. Ia membayangkan bahwa planet terbentuk dari
kumpulan partikel-partikel debu yang berasal dari sebuah cakram yang terdiri
dari materi yang mengelilingi matahari saat masih muda. Teorinya ini merupakan perubahan
dari teori sebelumnya yang digagas oleh Kant dan Laplace.
31. Sir Fred Hoyle (1915 M)
Seorang ahli
astronomi Inggris yang dikenal karena karyanya mengenai Teori Keadaan Tunak
yang menyangkal bahwa alam semesta diawali dengan suatu ledakan besar. Hoyle
menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia berat dalam alam semesta tersusun dari
Hidrogen dan Helium dengan reaksi-reaksi nuklir di dalam bintang, dan tersebar
dalam antariksa oleh ledakan supernova.
32. Marteen Schmidt (1929 M)
Seorang ahli
astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di
tahun 1963, ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C-273 yang
ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh
di luar galaksi kita.
33. Carl Sagan (1934-1996 M)
Seorang ilmuwan
Amerika yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk
kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi wahana tak berawak yang
diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi Mariner ke planet Venus dan
Viking ke planet Mars.[11]
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Atronomi
adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit secara umum
2.
Ruang
limgkup ilmu astronomi meliputi pembahasan tentang:
Ø Planet
Ø Satelit, asteroid, dan komet
Ø Matahari dan bintang
Ø Galaksi
Ø Ruang angkasa
3.
Sejarah
perkembangan ilmu astronomi dari masa ke masa dibagi menjadi 3 yaitu
perkembangan ilmu astronomi pada zaman prasejarah, zaman pertengahan, dan zaman
modern.
4.
Tokoh-tokoh
astronomi mulai abad ke-6 SM sampai abad ke-20 M ada 33 tokoh. Yang
masih-masing dari mereka mempunyai pendepat sesuai dengan ideologi yang
berbeda-beda dan ada pula pendapat yang saling berkaitan dan juga menguatkan
pendapat dari tokoh lain.
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah
ini kami susun secara sederhana. Kami menyadari akan kekurangan dalam
penyusunan dan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah kedepan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Hambali, Slamet, 2012, Pengantar Ilmu Falak, Banyuwangi: Bismillah
Publisher.
Khazin, Muhyiddin, 2004, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta:
Buana Puastaka.
Hilger, Adam, dkk, 1988, Astronomy Principles and Practice,
Bristol: IOP Publishing Ltd Techno House.
Haryadi, Rohmat, 2008, Ensiklopedia Astronomi, Jakarta:
Erlangga.
[1]
Adam Hilger, dkk, Astronomy Principles and Practice, 1988, hal. 3.
[2] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori
dan praktek, Yogyakarta:Buana Pustaka, 2004, hal. 1.
[3] Rohmat
Haryadi, Ensiklopedia Astronomi Jilid 2. Planet, Jakarta:Penerbit
Erlangga, 2008, hal. 7.
[4] Ibid.
jilid 3. Satelit, Asteroid dan Komet, hal. 7.
[5]
Ibid. hal. 45.
[6] Ibid.
Hal. 60 dan 67.
[7]Ibid. jilid 4. Matahari dan Bintang, hal. 7.
[8] Ibid.
jilid 5. Galaksi, hal. 21.
[9] Ibid.
jilid 6. Ruang Angkasa, hal. 7.
[10] Diakses
dari http://amblass17.blogspot.com/201104/sejarah-perkembangan-ilmu-astronomi.html
pada hari Senin, 23 September 2013 pukul 09.41 WIB
[11] Slamet
Hambali, Pengantar Ilmu Falak, Banyuwangi:Bismillah Publisher, 2012,
hal. 279-288
Tidak ada komentar:
Posting Komentar