BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Ilmu falak
pada garis besarnya ada dua macam, yaitu ‘ilmy dan ‘amaly. Ilmu falak ‘ilmy
adalah ilmu yang membahasa teori dan konsep-konsep benda langit. Ilmu falak
yang demikian disebut dengan Theoritical Astronomy. Sedangkan ilmu falak ‘amaly
adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahaui posisi dan kedudukan
benda-benda langit antara satu dengan yang lainnya (Practical Astronomy). Ilmu
falak ‘amaly inilah yang oleh masyarakat disebut dengan ilmu falak atau hisab.
Salah satu
objek bahasan ilmu falak yang urgen dipelajari adalah tentang penentuan awal
bulan. Dalam ilmu falak atau hisab untuk menentukan awal bulan terdapat proses,
cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Termasuk proses perhitungan
dalam menentukan awal bulan adalah perlunya menghitung Apparent Right Ascention.
Maka dari itu
pada makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan tentang bagaimanakah cara
dan proses mencari Apparent Right Ascention.
B.
Rumusan masalah
Dari pemaparan
pemakalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Apparent Right Ascention?
2.
Bagaimanakah langkah-langkah dan
proses perhitungan Apparent Right Ascention?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Apparent Right Ascention
Apparent Right Ascention dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta ( panjang tegak) adalah jarak titik
pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Dalam bahasa
arab asensio rekta dikenal dengan As-Su’ud Al-Mustaqim atau Al-Mathali’
AL-Baladiyah. Pada abad pertengahan para ilmuan islam menyebutnya dengan
istilah Matali’nfi al-falak Al-Mustaqim. Data ini diperlukan antara lain
dalam perhitungan ijtimak, ketinggian hilal dan gerhana.[1]
Sedangkan pengertian Apparent Right Ascentio
dalam bukunya mukhyidin khazim adalah Al-Mathali’ AL-Baladiyah.[2] Atau
dalam bahasa lain adalah disebut juga dengan Mathali’us Syuruq atau su’udul
ustaqim, adalah busur sepanjang lingkaran equator yang dihitung mulai titik
aries (haml) ke arah timur sampai ke titik perpotongan antara lingkaran equator
dengan lingkaran deklinasi yang melalui benda langit itu. Asensio rekta
biasanya dilambangkan dengan alpha.[3]
Apparent Right Ascentio merupakan salah satu
data yang diperlukan ketika akan menentukan awal bulan. Terdapat dua macam Apparent
Right Ascentio, yaitu Apparent Right Ascentio matahari dan Apparent Right
Ascentio bulan. Apparent Right Ascentio matahari adalah jarak matahari dari
titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Sedangkan Apparent Right
Ascentio bulan adalah jarak titik pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang
lingkaran eku ator.[4]
Berikut adalah contoh gambar Apparent Right
Ascentio:[5]
B. Proses Perhitungan Apparent Right Ascention Awal
Dzulhijjah 1443 H
Proses perhitungan Apparent Right
Ascention Matahari dengan data ephimeris dapat ditempuh
dengan langkah-langkah sebagai berikut:[6]
v Menentukan
lokasi atau kota (cari data lintang dan bujur tempat untuk lokasi yang
bersangkutan serta tinggi tempat dari permukaan air laut).
v Menentukan
awal bulan apa dan tahun berapa Hijriyah yang akan kita hitung.
v Mengkonversikan
tanggal, bulan serta tahun yang akan kita hitung.
v Menyiapkan
data astronomis pada tanggal masehi yang telah kita konversikan sebelumya,
untuk mengetahui kapan terjadi FIB (Fraction Illumination Bulan)
terkecil.
v Melacak FIB
terkecil pada tanggal yang bersangkutan akan terjadi pada jam berapa dalam
waktu Greenwich.
v Menghitung
sabaq Matahari (kecepatan Matahari perjam), dengan cara menghitung selisih
harga mutlak antara data ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada FIB
terkecil tersbut dengan data ELM pada satu jam berikutnya.
v Menghitung
sabaq Bulan (Kecepatan Bulan perjam), dengan cara menghitung selisih harga
mutlak antara data ALB (Apparent Longitude Bulan) pada jam FIB terkecil
tersebut dengan data ALB pada satu jam berikutnya.
v Menghitung
waktu ijtima’ (menurut GMT), dengan rumus:
Ijtima’ = Jam FIB + (ELM – ALB) +
7 jam WIB
SB – SM
v Melacak data
Ephemeris untuk memperkirakan Matahari terbenam menurut waktu Greenwich dengan
cara interpolasi.
a)
Deklinasi Matahari (δo)
pada kolom Apparent Declination Matahari.
b)
Semi diameter Matahari (SDo)
pada kolom Semi Diameter Matahari.
c)
Equation of Time (e) pada kolom Equation
of Time.
v Menghitung
tinggi Matahari (ho) dengan rumus :
ho = - ( SDo + 0o 34’
30’’ + Dip)
v Menghitung
Sudut Waktu Matahari (to) dengan rumus :
Cos to = -tan Φ x tan δo
+ sin ho : cos Φ : cos δo
v Menghitung
waktu Matahari terbenam (ghurub) menurut GMT dengan rumus:
Ghurub = 12 – e + (to :
15) – (λ : 15)
v Menghitung
Azimuth Matahari saat terbenam dengan rumus :
Cotan Ao = -sin Φ : tan
to + cos Φ x tan δ : sin to
v Menghitung
Asensio Rekta Matahari (ARo pada
kolom Apparent Right Ascention Matahari) pada saat matahari terbenam menurut
waktu Greenwich dengan cara interpolasi.
v Menghitung
Asensio Rekta Bulan (AR⦅ pada kolom Apparent Right Ascention
Bulan) pada saat matahari terbenam menurut waktu Greenwich dengan cara
interpolasi.
C.
Contoh
perhitungan Apparent Right Ascention Awal
Dzulhijjah 1443 H
Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Lokasi :
Semarang
Lintang Tempat Semarang : -7o 00’ LS
Bujur Tempat Semarang : 110o 24’ BT
Tinggi Tempat Semarang : 200 meter di atas permukaan laut
1. Tanggal yang akan dihitung adalah awal Dzulhijjah 1443 H, yang mana setelah
dilakukan konversi akhir Dzulqa’dah bertepatan dengan 28 Juni 2022 M.
2.
Menentukan data ephimeris yang
diperlukan dalam perhitungan ijtima’, diantaranya:
a.
FIB pukul11.00 : 0,0047
b.
FIB pukul 10.00 : 0,0052
c.
ALB pukul 11.00 : 89 o 33’ 44,32.00”
d.
ALB pukul 10.00 : 89 o 04’ 10,97.00”
e.
Sabaq Bulan : 0 o 29’ 33.35”
f.
ELM pukul 11.00 : 96 o 44’ 57,34.00”
g.
ELM pukul 10.00 : 96 o 42’ 34,24.00”
h.
Sabaq Matahari : 0 o 02’ 23.1”
3.
Berdasarkan data ephimeris diatas
dan diformulasikan dalam rumus, maka ijtima’ qablal ghurub pada tanggal 28 Juni
2022 M terjadi pada pukul 9:52:14,1
4. Menentukan
data ephemeris yang diperlukan dalam perhitungan Matahari terbenam, data yang
kita ambil adalah data pada pukul 11.00 GMT, karena pada perkiraan Matahari
terbenam adalah pada pukul 18.00 WIB yang bertepatan dengan pukul 11.00 GMT.
Data-data tersebut diantaranya:
Deklinasi Matahari : 230 15’ 57,4”
Equation of Time : -00 03’ 17,8”
Dip : 00 1.76’ x √200 = 00
24’ 53.41”
Refraksi : 00
34’ 30”
Semi Diameter : 00 15’ 43,94”
KWD : 1050 – 1100 24’
÷15 = 00 21’ 36”
5. Menghitung
tinggi Matahari berdasarkan data-data
yang telah tersedia dan selanjutnya diformulasikan, sehingga hasil dari
perhitungan tinggi matahari adalah sebesar
-1 o 14’ 55.35”
6. Menghitung
sudut waktu Matahari berdasarkan data-data yang telah tersedia dan
diformulaiskan, sehingga selanjutnya akan didapatkan hasil dari perhitungan
sudut waktu Matahari pada tanggal 28 juni 2022 M, yaitu sebesar 88 o 20’39,48”
7.
Menghitung waktu Matahari terbenam
(ghurub)
Ghurub =
to:15+12-e+KWD
= 88 o 20’39,48”: 15+12 – (-)00 03’ 17,8”+(-) 00
21’ 36”
= 17o 35’ 04,43”
8.
Menghitung Azimuth Matahari saat
ghurub[7]
Cotan Ao= -sin Φ : tan to +
cos Φ x tan δ : sin to
Shif tan(-sin -7 00 : tan 88 o 20’39,48”+ cos -7 00 X tan 230 15’ 57,4” :
sin 88 o 20’39,48”)
= 23 o 17’ 23.74”
Azimuth Matahari saat ghurub = 3600 – 23 o 17’ 23.74”
= 336o 42’36,25”
9.
Menentukan Apparent Right Ascention
matahari ARAo 17o
35’ 04,43”WIB (Pk. 10:35 GMT) Dengan rumus interpolasi sebagai berikut:
ARAo =
ARAo1 +K(ARAo2 - ARAo1)
ARAo1 (pukul
17:35 WIB/10:35 GMT)= 970 19’ 54,63”
ARAo2 (Pukul
18:35WIB/11:35 GMT)= 970 22’ 30,19”
K (selisih waktu) = 00 35’
04,43”
ARAo =970 19’
54,63” +00 35’ 04,43” X (970 22’ 30,19”-
970 19’ 54,63”)
=
970 21’ 25,56”
10. Menentukan
Apparent Right Ascention bulan ARA⦅ 17: 35’ 04,43”
WIB (Pk. 10:35 GMT) Dengan rumus interpolasi sebagai berikut:
ARA⦅ = ARA⦅1 + K ( ARA⦅2- ARA⦅1 )
ARA⦅1(pukul 17:35 WIB/10:35 GMT)= 890
16’ 55,94”
ARA⦅2(Pukul 18:35WIB/11:35 GMT)= 890
49’ 55,57”
K (selisih waktu) = 00 35’
04,43”
ARA⦅ = 890 16’ 55,94”+ 00 35’ 04,43” X (890
49’ 55,57”- 890 16’ 55,94”)
=
890 36’ 13,16”
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
penjelasan pemakalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkannya sebagai
berikut:
1)
Apparent Right Ascention dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta ( panjang tegak) adalah jarak
titik pusat bulan dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator. Dalam
bahasa arab asensio rekta dikenal dengan As-Su’ud Al-Mustaqim atau Al-Mathali’
AL-Baladiyah. Pada abad pertengahan para ilmuan islam menyebutnya dengan
istilah Matali’nfi al-falak Al-Mustaqim. Data ini diperlukan antara lain
dalam perhitungan ijtimak, ketinggian hilal dan gerhana
2)
Berdasarkan perhitungan di atas
maka
·
Apparent Right Ascention matahari
ARAo adalah 970 21’25,56”
·
Apparent Right Ascention bulan ARA⦅ adalah
890 36’ 13,16”
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini penulis buat, semoga dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena di
dalamnya masih terdapat banyak kesalahan. Penulis hanya dapat mengucapkan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca dan Bapak Dr. Rupi’i
Amri, M. Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Hisab Awal Bulan Qomariyah.
sekaligus mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi perbaikan
makalah-makalah penulis yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Susiknan,
Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
Jamil , A.
Ilmu Falalak (teori dan praktek), Jakarta: Amzah,2011,
khazim, Muyiddin,
kamus ilmu falak, yogyakarta: buana pustaka, 2005,
Khazin,Muhyidin,
Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2007
Izzudin, Ahmad,
Ilmu Falak Praktis, semarang : Pustaka Rizki Putra,
[1]
Susiknan azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,
hal.33
[2]
Muyiddin khazim, kamus ilmu falak, yogyakarta: buana pustaka, 2005, hal.7
[3]
Muyiddin khazim, Ibid, Hal. 54
[4]
A.Jamil, Ilmu Falalak (teori dan praktek), Jakarta: Amzah, 2011, hal 131-132
[6] Muhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori
dan Praktek, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2007), hlm. 155-159.
[7]
Ahmad Izzudin, Ilmu Falak Praktis, semarang : Pustaka Rizki Putra, 2012, hal.
99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar